Judul: Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat!
Penulis: Fita Chakra
Ilustrator: Indra Bayu
Cetakan: 1, Juni 2014
Penerbit: Bestari Kids-Jakarta
Harga: Rp17.500
***
"Wah cantiknya!" Ghea tersipu-sipu mendengar pujian Winy, sahabatnya.
Dengan gaun dan sandal wedges Ghea berjalan menirukan gaya Bella,
penyanyi idolanyaUps... Hampir saja Ghea jatuh karena tidak terbiasa dengan gaun dan sandal itu.Winy sudah mengingatkan Ghea untuk melepas sandal itu, tetapi ia tetap ingin memakainya, Ghea ingin menjadi seperti Bella.Wah... Ghea sudah menjadi copycat. Sebenarnya copycat itu apa, ya?
Kalian penasaran, kan? Yuk, ikuti kisah Ghea dalam buku ini.
***
Apa
itu copycat? Bagaimana rasanya kalau jadi
copycat? Tanyakan saja pada Ghea.
Ghea
sangat mengidolakan Bella, seorang penyanyi cilik yang tampil di televisi. Sampai-sampai
Ghea minta dibelikan baju dan wedges
seperti punya Bella. Ghea jadi copycat
Bella! Namun, gara-gara meniru Bella, Ghea nyaris terpeleset, tidak leluasa
bermain basket, hingga dikira Bella benaran. Ternyata, meniru penampilan orang
lain itu tidak enak.
Buku
bilingual ini menarik untuk disimak. Pembaca diajak untuk mengetahui karakter copycat, akibat bagi seorang copycat, dan cara agar tidak menjadi
seorang copycat. Selain Ah! Tak Enak
Jadi Anak Copycat! masih ada empat buku lagi dari rangkaian seri pembentukan
karakter, yakni Ups! Aku Tidak Ceroboh
Lagi, Hei! Malas Bukan Sifatku, Yess! Aku Tak Minder Lagi, dan Sip! Aku Bukan Anak Pelupa! Cover depan buku-buku tersebut bisa dilihat di foto di bawah ini.
Buku Ah! Tak Enak Jadi Anak Copycat! (Nomor Dua dari Kanan) Didisplay Bersama Teman-teman Satu Serinya di Toko Buku Gramedia Sudirman Yogyakarta (Rak Atas) Foto: Dokumen Pribadi Pustaka Siwi |
Catatan:
1. Pada
halaman dua dan tiga, Ghea menirukan nyanyian Bella di televisi, “Suka…
suka… kamu” dan diterjemahkan jadi “Love… love… you…”
Saya
menyarankan supaya liriknya dilengkapi.
Misalnya: “Suka… suka… kamu… bonekaku…”
Misalnya: “Suka… suka… kamu… bonekaku…”
Hal
ini supaya tidak menimbulkan salah persepsi terhadap kata “suka” atau “love” dan
“kamu”. Apalagi buku ini bertujuan untuk pembentukan karakter anak. Alangkah baiknya
bila liriknya seapik materi dan tujuan penulisan bukunya.
2. Terdapat
kejanggalan pada halaman delapan belas dan sembilan belas.
Kejanggalan
dimaksud terletak pada ucapan tokoh anak perempuan yang mengatakan baju dan sandal wedges yang dikenakan Ghea mirip seperti
yang dipakai Bella, tetapi anak perempuan tersebut juga memakai kostum serupa
seperti Ghea. Dan sosok anak perempuan tersebut malah terlihat lebih mirip
Bella ketimbang Ghea (lihat halaman dua dan lima).
Tokoh Ghea dan Dialog dengan Seorang Anak Perempuan pada Halaman Delapan Belas Foto: Dokumen Pribadi Pustaka Siwi |
Anak Perempuan yang Mengatakan Penampilan Ghea Mirip Bella pada Halaman Sembilan Belas Foto: Dokumen Pribadi Pustaka Siwi |
3. Halaman terakhir kok tidak ada terjemahan bahasa Inggrisnya?
Terlepas dari tiga poin di atas, dari segi materi, buku ini tetap menarik untuk dibaca. Nilai moralnya disisipkan secara halus. Pas untuk bacaan anak-anak dan sebagai buku pegangan bagi para orang tua dan pendidik untuk membantu pembentukan karakter anak-anak. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar